03 February 2012

Angkie Yudistia - Mengajak Para Tuna Rungu Lebih Mandiri

Mungkin banyak yang belum mengenal siapa sebenarnya Angkie Yudistia? Kali ini saya berkesempatan untuk menulis artikel tentangnya kehidupan sebagai seorang penyandang disabilitas yaitu tuna rungu.
Sudah banyak prestasi yang diraih semasa hidupnya menjadikan orang yang pantang menyerah dan terus semangat untuk membantu sesama penyandang disabilitas guna mendapatkan hidup yang lebih baik.
Angkie memang gadis yang luar biasa. Jika dilihat sekilas, mungkin kita semua mengira kalau gadis ini adalah tuna rungu. Selain cantik, ramah, dan pintar, gadis kelahiran Medan, 5 Juni 1987 ini juga pernah berprestasi di dunia model. Bagaimana dia berhasil meraih prestasi gemilang?

Usia memang masih tergolong sangat muda. Angkie Yudistia perempuan 25 tahun ini punya banyak pencapaian dalam hidupnya. Ia terus memotivasi dirinya mewujudkan impian menaklukkan keterbatasan sebagai perempuan tuna rungu.
Menjadi perempuan tuna rungu tidaklah mudah, Angkie mengaku ia sempat minder dan sering dilecehkan oleh teman-temannya dimasa sekolahnya dulu. Walaupun pada awalnya ia terlahir dengan kondisi normal, tapi sejak usia sepuluh tahun ia menderita gangguan pendengaran dan sejak saat itulah ia divonis sebagai tuna rungu.
“Sebenarnya saya terlahir sebagai anak normal. Namun ketika di bangku SD, tiba-tiba sering tidak menengok jika dipanggil orang tua atau guru. Mereka kadang kesal karena harus berteriak untuk memanggil saya. Menurut dokter, saya ternyata mengalami tuna rungu akibat pemakaian antibiotic yang berlebihan ketika sakit di waktu kecil,” ungkap Angkie ketika ditemui di tempat kerjanya.

Ketika menjadi model
Motivasi Ibu
Hari demi hari ia menjalani kehidupannya dengan kesunyian. Berbagai macam pengobatan pun juga pernah dilakukan, namun tak memberikan hasil yang maksimal. Dalam kondisi yang kritis Angkie selalu mendapatkan suntikan semangat dari ibunya sehingga dengan semangat dan ketegaran itulah ia terus tetap bersekolah walaupun teman-temannya tetap melecehkannya sebagai perempuan yang aneh.
“Dan saya sangat sedih, karena minder dan terhambat dalam aktivitas. Tapi, untungnya saya masih dibolehkan belajar di sekolah normal,” sambungnya.
Sejak saat itulah, kehidupan Angkie selalu bergelut dengan buku. Ia selalu membaca apa pun yang dia bisa baca, mulai majalah, komik, serta buku-buku lainnya yang bisa menambah wawasan dan ilmu pengetahuan. Menurut dengan membaca perempuan tuna rungu juga bisa menambah pengetahuan.
Pengalaman tak menyenangkan menjadi tunarungu saat usia beranjak remaja membuat dunia anak berubah seketika. “Ibu yang selalu menenangkan saya dengan selalu berkata, ‘biarkan saja, kan, mereka tidak tahu’,” tutur putri bungsu dari Indriarty Kaharman dan Hadisandoyo.

Meraih Prestasi
Angkie punya kemauan kuat. Ia punya banyak mimpi. Bahkan uniknya ketika ia kuliah, ia malah memilih jurusan komunikasi yang mengharuskan banyak bicara dan mendengar di depan umum. Keterbatasan pendengaran membuatnya bertekad kuat. Berkat dukungan orang-orang di sekelilingnya pula dia terus berusaha untuk bangkit dan tidak menyerah pada keterbatasannya.
Berkat ketegaran dan semangatnya tersebut. Angkie berhasil menyelesaikan S2 Marketing Communication di London School of Public Relations, Jakarta. Tidak hanya itu, ia juga pernah menjadi finalis Abang None 2008 Jakarta Barat. Ia juga terpilih sebagai The Most Fearless Female Cosmopolitan 2008 juga Miss Congeniality Nature-e.
Kini, Angkie mulai berkarier sebagai corporate public relations dengan mendirikan Thisable Enterprise Empowering Disable di Indonesia yang masih didirikan beberapa bulan lalu. Di samping itu, ia juga aktif dalam kegiatan-kegiatan social, khususnya bagi anak-anak cacat. Sedangkan prestasi terakhirnya, ia menerbitkan buku perdananya berjudul Perempuan Tunarungu Menembus Batas yang termasuk salah satu mimpi besarnya.
“Ke depan saya ingin bekerja sama dengan pihak NGO, pemerintah dan corporate, untuk memberdayakan penyandang tunarungu. Melalui buku saya ini, saya juga memberikan tips dan trik agar penyandang tunarungu diterima bekerja di perusahaan dan bagaimana berhadapan dengan human resources. Saya juga ingin mensosialisasikan bagaimana penyandang tunarungu dapat sejahtera dan mandiri,” ujar Angkie sembari tersenyum.

Selalu Bersyukur
Keberhasilan Angkie memang tidak lepas dari pengaruh didikan kedua orang tuanya. Angkie mengaku, sejak kecil ia sudah dididik untuk mandiri dan memiliki mental yang kuat. Akhirnya kemandirian yang ditanamkan, justru membuat Angkie tumbuh sebagai anak dan perempuan muda yang bertanggung jawab atas dirinya. Meski memiliki kekurangan dalam hal pendengaran, potensi dalam dirinya semakin tersalurkan dengan baik berkat kepercayaan diri, kemandirian, berpikir dan bersikap positif , serta dukungan dari keluarga,  terutama orang tua.
“Setiap orang punya harapan. Harapan itu bisa padam dengan sendirinya, namun juga bisa dipadamkan oleh orang lain. Saya terlahir biasa, sama seperti anak-anak lainnya. Harapan saya juga sama dengan seperti lainnya,” kata Angkie yang ingin mengubah persepsi masyarakat melalui bukunya.
Melihat perjalanan yang begitu berliku, Angkie selalu bersyukur atas apa yang selama ini ia raih. Ia menyadari bahwa di setiap kekurangan itu pasti memiliki kelebihan dan dia akan terus memaksimalkan potensi yang telah diberikan oleh Allah kepadanya.
“Bersyukurlah bagi kalian yang normal. Tapi, bagi kita yang kurang sempurna, jangan menyerah. Setiap orang pasti punya kelebihan dan kekurangan. Jadi, terimalah kekurangan dengan lapang dada dan maksimalkan segala potensi yang kita punya,” pungkas Angkie.

Sumber :
Koran Mingguan Modis edisi 94.
www.angkieyudistia.com
dan berbagai sumber.

7 comments:

  1. Bang Dimas, punya info lowongan kerja untuk anak tuna rungu? saya mempunyai adik yang kehilangan pendengaran wkt TK, jadi masih bisa berbicara.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Saya akan coba carikan pekerjaan yang sesuai. Jika ingin tanya apapun silakan kontak saya ke email symbiantrader@gmail.com.
      terima kasih.

      Delete
  2. Mas Dimas,

    Mohon info kursus keterampilan dan adakah penyalurannya untuk adik saya dia tuna runggu tuna wicara dan matanya mengalami keterbatasan dalam melihat. saya ingin dia bisa mandiri nantinya

    Dan saya lihat di yayasan Sejira juga ada program bantuan Alat Bantu Dengar apakah itu masih berlaku?

    Saya tunggu kabar baiknya fitri_jofmetal09@yahoo.com

    fitri

    ReplyDelete
  3. mohon info lowongan kerja untuk adik saya yang tuna rungu, cowok, usia 41 th, domisili di pontianak kalimantan barat, makasih

    ReplyDelete
  4. Saya tuli, mohon saya cari lowongan kerja atau menerima pesan, saya usia 21th, saya udh tamat sekolah SMA. saya tinggal di pontianak, kalimantan barat. Terimakasih

    ReplyDelete
  5. Saya penyandang tuli, mohon sayPa lowongan kerja atau menerima pesan, saya usia 24th, saya sudah tamat sekolah SMA sama pelatihan kerja kejuruan otomasi elektronika industri dari BBPLK BEKASI CEVEST selesai, saya mau cari PT. Pabrik di cikarang yg ada disabilitas tuli tidak
    saya tinggal di Bekasi, jawa barat
    Terima Kasih...

    ReplyDelete
  6. Apakabar. Sy punya anak tunawicara. Cowok Umur 24. Maksud sy mau ksh dia kursus ketranpilan atau kerja. Daerah jkt. Bogor jg blh. Tlg minta bantuan. Klo bsa hrp secepatnya. Trm ksh kpd semua info.

    ReplyDelete