Sumber : deviantart.com |
Mereka menunjukan mampu melakukan kerja sama yang dirasa mustahil tanpa adanya rasa saling percaya satu sama lainnya dan saling membantu sama lain dalam mengolah makanan dengan kualitas setara seorang chef profesional.
Sumber : bbc.com |
Pasangan duet yang bekerja selama 2 kali seminggu melayani 10 hingga 15 masakan dalam seharinya.
"Saya belajar memasak dari ibu. Dulu saya adalah asistennya karena saya masih dapat melihat dengan sempurna. Seiring berjalannya waktu penglihatan saya lalu memburuk dan apa yang dulu pernah diajarkan ibu mulai masuk akal," kata David seperti dikutip dari BBC, Jumat (17/2/2017).
Di satu sisi Peter yang autis berperan sebagai asisten, membantu David bernavigasi di dapur agar terhindar dari cedera. Mulai dari memindahkan barang-barang, memasukkan bahan makanan, hingga mengangkat panci.
"Saya kokinya dan Peter adalah asisten saya di dapur. Dia membantu memindahkan barang, menaruh bahan-bahan ke dalam panci. Dia adalah 'mata' bagi saya, dan saya adalah 'otak'nya", kata David.
"Kami saling memercayai satu sama lain ketika di dapur. Kami bekerja sebagai satu tim," Balas Peter.
Bila ingin berusaha, disabilitas bukan halangan. Itu lah hal yang sepertinya ingin ditunjukkan oleh David dan peter. Tidak ada hal yang mustahil tanpa kerja sama dan kepercayaan yang kuat untuk melalui semua hambatan.
Berikut sebuah videonya.
Sumber : Youtube.com
Salut deh dengan duet hebat itu. Semoga ada orang yang bisa kolaborasi penyandang cacat seperti mereka di masa mendatang.
Sumber : BBC News
Sumber : BBC News
No comments:
Post a Comment