08 January 2015

Irma Suryati - Sang Penyemangat Kaum Difabel Dari Kebumen

Tidak hanya tuna rungu saja yang berprestasi. Tetapi juga dari penyandang difabel yang tidak kalah berprestasi. Dia hanya mengalami lumpuh layu pada kakinya yang tidak menyurutkan semangat untuk terus berkarya dan memberikan semangat pantang menyerah pada kaum difabel dari Kebumen, Jawa Tengah.
Dia adalah Irma Suryati, seorang penyandang difabel pada fisik sekaligus seorang pengusaha sukses dan motivator untuk kaum difabel dan kaum marjinal. Perempuan asal Desa Karangsari, Kecamatan Buayan, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah ini lumpuh akibat menderita penyakit polio sejak usia 4 tahun ini telah berhasil membuktikan diri sebagai pengusaha yang sukses dengan usaha konveksi yang beromzet miliaran rupiah.

Selain itu, ia juga memberdayakan para penyandang cacat dan mantan pekerja seks komersial (PSK) untuk bekerja. Semangat perjuangannya meraih beberapa penghargaan dari Menteri Pemuda dan Olahraga dan Bupati Kebumen. Juga pemenang Liputan 6 Award 2012 untuk kategori kemanusiaan.

Kesuksesan di bidang konveksi
Putus asa setelah menerima banyak penolakan dari berbagai perusahaan tidak lantas menyurutkan semangatnya untuk terus berkarya. Irma memutuskan untuk membuka lapangan pekerjaan untuk diri sendiri.
Di lingkungan tempat tinggal Irma yang berada di Semarang terdapat sebuah sampah kain yang dibuang begitu saja. Ia pun memanfaatkan kain sampah untuk dijadikan sebuah karya.
Sebelum usaha konveksi seni kain perca, Ia sempat belajar secara otodidak seni menjahit dan membuka usaha jasa jahit. Namun usaha jahit ternyata tidak laku, maka Ia membanting setir menjadi usaha kreasi seni perca. Peluang yang diambil adalah memanfaatkan sampah kain untuk dijadikan sebagai kreasi seni perca seperti keset.
Menurutnya, dari pada sayang dibuang dan dibakar jadi pencemaran. Ia mencoba menghubungi pemilik pabrik konveksi untuk meminta limbah kain dalam jumlah banyak. Pada awal usaha, pabrik memberikan limbah kain secara gratis. Usaha mulai jalan dengan membuat keset dengan bentuk biasa seperti kotak, bulat, oval.
Usahanya mulai membuahkan hasil dengan banyaknya permintaan. Karena pabrik mengetahui kalau usaha keset laku keras, maka pabrik tidak lagi memberikan limbah kain dengan gratis dan harus beli. Irma yang kini mulai mengembangkan keset dalam bentuk yang berbeda-beda seperti bentuk buah, kartun, dan semacamnya.
"Karena permintaan semakin banyak, awalnya mengerjakan semua berdua akhirnya mengajak teman-teman sesama penyandang cacat untuk membantu. Tahun 2000-an pekerja kami sudah ada sekitar 30 orang, semuanya penyandang cacat. Tapi, sayang, tahun 2002 tempat yang kami pakai bekerja kebakaran. Kios yang sekaligus rumah kami rata dengan tanah. Ditambah lagi, modal kami dibawa kabur oleh orang kepercayaan. Bisnis kami pun kolaps. Semua habis." Kata Irma seperti yang dikutip dari Tabloid Nova.

Berikut ini video talkshow Kick Andy dengan Irma Suryati:


Disaring dari berbagai sumber

No comments:

Post a Comment