04 January 2015

Mengenal Sejarah Alat Bantu Dengar (Bagian 2)

centerhearingaids.com
Seperti pada pembahasan sejarah sebelumnya yaitu mengenal sejarah alat bantu dengar bagian 2 dengan mengenal 3 buah alat bantu dengar konvensional dan cikal bakalnya.
Kita mengenal alat bantu dengar konvensional seperti ear trumpet, transistor hearing aid, electronic hearing aid. Sekarang saatnya memasuki era alat bantu dengar digital. Dengan teknologi digital yang memungkinkan alat bantu dengar dibuat sedemikian rupa menjadi kecil dan lebih kecil lagi yang membantu pengguna menjadi lebih percaya diri dan mengatasi masalah pendengaran.
Karena ukuran yang serba kecil ini kita jadi mengenal beberapa macam jenis alat bantu dengar teknologi digital.

Mari kita lihat sejarah - alat bantu dengar teknologi digital yang dirangkum sedemikian rupa.

1. Digital Hearing Aid (alat bantu dengar digital)

myearpod.com
Pada awal 1960-an, perusahaan Bell Telephone Laboratory memulai proses pembuatan sinyal baik percakapan dan sinyal audio pada komputer mainframe. Karena ukuran komputer digital terlalu besar, proses simulasi alat bantu dengar menjadi lambat dan membutuhkan waktu lama untuk mengubah menjadi sinyal audio mengingat panjangnya durasi audio sendiri.
Kemudian pada tahun 1970-an mikroprosesor telah dibuat untuk membuka pintu menuju miniaturisasi alat bantu dengar. Peneliti Edgar Villchur mengembangkan kompresi amplitudo multi-channel memungkinkan sinyal audio yang dipisahkan menjadi pita frekuensi. Sinyal ini mampu menyesuaikan suara sehingga suara yang lebih intensif dilemahkan dan suara yang lemah akan lebih diintensifkan. Sistem kompresi multi-channel amplitudo digunakan sebagai desain struktural dasar dalam alat bantu dengar pertama yang menggunakan teknologi digital.
Pada awal abad ke-21 terdapat beberapa alat bantu dengar dengan desain tradisional. Pelopor lain dalam pengembangan alat bantu dengar adalah Daniel Graupe, yang mengembangkan alat bantu dengar enam channel, memiliki kontrol digital dari frekuensi di semua saluran. Pada tahun 1979, fitur elektro-akustik dalam alat bantu dengar dapat diubah dengan tombol sederhana. Tombol ini menyebabkan amplifikasi berubah ke tingkat yang sesuai untuk lingkungan di mana individu berada.
Penciptaan prosesor digital-array kecepatan tinggi dalam komputer mini membuka jalan bagi kemajuan alat bantu dengar digital. Komputer mini mampu memproses sinyal audio secara real time tanpa jeda.
Pada tahun 1982, Universitas New York menciptakan semua alat bantu dengar digital pertama yang real-time. Perangkat berisi prosesor digital-array dan komputer mini yang terdiri dari pemancar dan penerima radio FM. Radio membentuk hubungan antara pemancar dalam tubuh radio di atas komputer dan dihubungkan melalui kawat menuju mikrofon telinga dan penerima.Meskipun ini adalah sebuah terobosan besar dalam penciptaan alat bantu dengar, masih ada beberapa masalah. Salah satunya adalah ketika alat bantu dengar bekerja itu sangat berat dan hampir mustahil untuk bergerak.
Kemudian muncul alat bantu dengar bernama Oticon menggunakan perangkat nirkabel Bluetooth. Alat bantu dengar digital komersial pertama diciptakan pada tahun 1987 oleh Nicolet Corporation. Alat bantu dengar berisi prosesor yang dikenakan di tubuh memiliki koneksi hardwire dengan  transduser dalam telinga. Sementara alat bantu dengar Nicolet Corporation tidak berhasil mempublikasikan dan gulung tikar. Hal itu memulai persaingan antar perusahaan untuk membuat alat bantu dengar yang lebih efektif. Dua tahun kemudian, pada tahun 1989, alat bantu dengar digital model behind-the-ear (BTE)  diluncurkan.
Selain Nicolet Corporation, Bell Laboratories memperluas bisnis dengan mengembangkan alat bantu dengar digital-analog hybrid. Alat bantu dengar menggunakan sirkuit digital untuk menangani kompresi amplifier dua channel. Penelitian awal alat bantu dengar ini berhasil, AT&T, sebuah perusahaan induk untuk Bell Laboratories, menarik diri dari pemasaran alat bantu dengar dan hak cipta dijual kepada Resound Corporation tahun 1987.
Setelah keberhasilan Resound Corporation, perusahaan alat bantu dengar lainnya mulai mengembangkan alat bantu dengar hybrid yang termasuk amplifier analog, filter, dan pembatas yang dikelola secara digital. Ada banyak manfaat model ini termasuk menyimpan pengaturan parameter, memiliki kemampuan untuk pengujian pasangan dan bandingan, memiliki pengaturan akustik untuk lingkungan berbeda, dan metode sinyal canggih termasuk kompresi multi-channel.
Perusahaan Oticon yang mengembangkan alat bantu dengar digital pertama tahun 1995, tetapi itu hanya dibagikan kepada pusat-pusat penelitian audiologi untuk penelitian teknologi digital di bidang amplifikasi akustik. Senso adalah alat bantu dengar digital pertama yang diciptakan oleh Widex dan sukses secara komersial. Setelah Senso, Oticon mulai memasarkan alat bantu dengar mereka sendiri yaitu DigiFocus.
Hingga saat ini, alat bantu dengar digital sekarang telah diprogram yang memungkinkan alat bantu dengar mampu mengatur suara mereka sendiri tanpa menggunakan kontrol terpisah. Alat bantu dengar sekarang dapat menyesuaikan diri tergantung pada lingkungan itu dan seringkali bahkan tidak memerlukan tombol kontrol volume fisik.

2. Hearing Aid Chip (alat bantu dengar berbentuk chip)

devicelink.com
Salah satu chip digital pertama diciptakan oleh Daniel Graupe. Chip digital yang disebut sebagai Zeta Noise Blocker yang mampu menyesuaikan tingkatan (gain) di kanal frekuensi untuk membantu mengontrol kadar tinggi kebisingan.
Pada tahun  1980-an sebuah chip tersebut terintegrasi di sejumlah alat bantu dengar. Selain Zeta Noise Blocker, ada pengembangan chip digital yang dikhususkan untuk kecepatan tinggi dalam pemrosesan sinyal digital atau Digital Signal Processing (DSP). Chip DSP menjadi tersedia pada tahun 1982 dan diimplementasikan ke alat bantu dengar. Salah satu kontribusi besar dari chip adalah kemampuan untuk memproses kedua percakapan dan jenis-jenis suara secara real time. Salah satu kelemahan dari chip ini adalah membutuhkan daya yang besar dan menggunakan banyak baterai sehingga hampir tidak mungkin untuk dikenakan.

Beginilah rangkuman sejarah alat bantu dengar dari yang versi konvensional hingga digital. Kita mengetahui bahwa alat bantu dengar sudah ada pada zaman abad 17 yang dimana alat elektronik belum ditemukan.
Kita mesti berterima kasih kepada leluhur yang telah menciptakan dan mengembangkan alat bantu dengar hingga sekarang ini. Tanpa mereka, kita akan sulit mendengarkan percakapan dan suara-suara harmoni di sekitar kita, bahkan meruntuhkan kepercayaan diri dihadapan orang.

(Disaring dari berbagai sumber)

No comments:

Post a Comment