Ya Benar!
Kita memang tidak sendirian di muka bumi. Baik orang yang normal maupun tidak normal, tua dan muda, sehat dan sakit, kaya dan miskin. Kita adalah satu kesatuan sebagai manusia yang utuh. Tidak ada yang sempurna di mata Tuhan. Kesempurnaan itu milik Tuhan Yang Maha Kuasa.
Mengapa saya berkata demikian?
Saya ingin menyadarkan para penyandang disabilitas untuk segera menyadari bahwa tidak sendirian dan bisa berteman dengan orang yang normal untuk melengkapi hidup. Hidup sendiri itu memang terasa menyakitkan karena tanpa mereka jugalah yang telah membantu kita, entah kita bersekolah, kuliah bahkan bekerja pun juga dibantu dengan sukarela.
Tentu yang paling dekat adalah orang tua. Kita tidak sendirian karena ada orang tua yang selalu mendukung dari belakang dan memberi semangat agar terus berjuang. Saya mengambil sedikit contoh tentang bagaimana kita tidak sendirian pada penyandang tuna rungu, Angkie Yudistia. Lihatlah bagaimana orang tua Angkie memberi dukungan dan semangat dikala susah. Ibunya sering mengatakan "Biarkan saja, kan, mereka itu tidak tahu," ketika menenangkan putrinya ketika sedih.
Orang tua adalah orang yang pertama membantu kita disusul kerabat dan teman-teman kita hingga akhirnya mereka menyadari bahwa mereka hanya cukup membantu saja tanpa merasa ada beban sama sekali. Membantu kita menuju kebahagiaan yang kita raih.
Penyandang disabilitas memang tidak normal di mata manusia yang normal, tetapi memiliki kelebihan yang tidak dimiliki orang normal. Saya mengingatkan bahwa Tuhan menciptakan manusia dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing. Jadi, mestinya tidak perlu merasa bersedih hati atau minder jika dirinya menyandang disabilitas atau tidak normal.
Selain itu, saya juga mendukung pernyataan dari pebisnis online yang handal, Anne Ahira, bahwa kesendirian tidak selamanya mematikan. Ketahuilah kesendirian itu bisa memiliki dua makna yang berbeda yaitu:
Pertama, kesendirian menyangkut fisik yang sebenarnya, tanpa ada orang di sekitarnya. Kedua, hanya berbentuk perasaan saja. Bisa jadi seseorang berada di tengah keramaian, namun merasakan kesunyian. Mungkin Anda pernah mengalami hal serupa, terutama ketika menemui masalah dengan rekan kerja, sahabat, keluarga, atau pacar dan lain sebagainya.
Satu hal yang perlu Anda ingat, kesendirian dengan arti apapun sebenarnya bukan masalah jika kita mampu
mengelolanya dengan baik, atas perasaan, sikap dan segala situasinya.
Berikut ini adalah sebuah tips dari Anne Ahira bagaimana kita bisa mengelola kesendirian supaya lebih
bermakna? Lakukan hal berikut :
Pertama Cari kesibukan dengan melakukan aktivitas positif yang sangat Dimas sukai, misalnya dengan membaca, menulis, olahraga, menyanyi. Apapun kesukaan Anda. Dengan cara ini, kesendirian akan terasa lebih menyenangkan
Kedua, ingat-ingat kembali hal-hal yang menjadi impian Anda dan belum sempat dilakukan. Anda bisa membuka agenda-agenda pribadi, foto-foto jaman dulu, buku-buku, dan lain sebagainya. Percaya, cara ini akan menyadarkan Anda akan sempitnya waktu untuk mewujudkan segalanya. Kalau sudah begini, bukankah kesendirian itu jadi menyenangkan?
Ketiga, buat daftar sebanyak-banyaknya tentang keinginan yang ingin Anda wujudkan selagi masih hidup. Mungkin dengan cara menuliskan kembali 'keinginan gila' saat Dimas masih kecil? Atau mimpi-mimpi lain yang belum terlaksanakan? Saat itu Anda akan sadar, ternyata banyak sekali hal yg memerlukan kesendirian untuk mewujudkannya
Dan yang terakhir sebenarnya ini merupakan hal 'utama' dan yang pertama yang harus Anda lakukan. Mendekatlah kepada Yang Maha Mencintai diri Anda. Kesendirian ini akan semakin menyadarkan hakekat keberadaan Dimas di dunia. Semakin keyakinan ini kuat, maka akan semakin kokoh kemampuan mengarungi kehidupan, dengan segala situasinya.
Jadi, intinya, jangan biarkan terjebak dalam kesendirian dengan suasana 'hati yang negatif', membiarkannya
berlarut-larut, hingga membuat putus asa. Kalau Anda mau membuka mata, kita sebenarnya tidak pernah benar-benar sendiri. Ada orang lain di sekitar kita.
Yang jelas, pasti selalu ada orang yang bisa Anda jadikan teman, dan ajak bicara. Jika Anda mau terbuka, dalam kesendirian bisa merenungkan banyak hal. Dalam kesendirian Dimas bisa menemukan kedewasaan, kebijaksanaan, ide brilian, dan memaksimalkan potensi yang Dimas miliki. Dalam kesendirian pula bisa mengungkap kejujuran, yang bisa jadi terkalahkan oleh sombong dan ego yang seringkali temukan di keramaian.
Akhir kata, saya ingin menyadarkan bagi penyandang disabilitas bahwa kita tidak sendirian lagi. Masih banyak penyandang lainnya yang bernasib sama dengan kita. Tentunya dengan sedikit bantuan kita akan sedikit membahagiakan mereka.
Semoga hati nurani kita telah menyentuh mereka untuk membantu penyandang disabilitas.
No comments:
Post a Comment