Foto dok : kontan.co,id - Regis Craft |
Dia memutar otak untuk mencari usaha yang cocok bagi mereka namun juga menarik dan bisa diterima. "Kami ingin memiliki ciri khas. Untuk itu, saya mencoba memanfaatkan produk-produk berbahan limbah karena ramah pada lingkungan," kata dia.
"Kami mengambil konsep ramah lingkungan. Memang sesuai dengan program pemerintah untuk menggalakkan go green," kata Madya kepada VIVAnews di pameran "Jakcraft 2013" di Kementerian Perindustrian, Jakarta, Rabu, 13 November 2013.
Perempuan asal Jawa Timur ini akhirnya menentukan pilihan untuk mengolah limbah karung goni menjadi produk kerajinan tangan cantik dan fungsional serta memiliki nilai jual. Produk yang dihasilkan mulai dari sarung bantal, taplak meja, hiasan dinding, hingga tas.
Jika sedang mendapat banyak pesanan, dia meminta bantuan Sekolah Luar Biasa (SLB) untuk mengerahkan para siswa membantu pembuatan kerajinan tangan ini. Seluruh proses produksi dilakukan di kediamannya yang terletak di daerah Tanjung Barat, Jakarta. Madya tidak sendirian. Dia dibantu oleh tujuh orang karyawannya yang tuna rungu.
Harga jual produk ini mulai dari Rp 50.000-Rp 500.000 per buah, tergantung tingkat kerumitan dan ukuran. Saat ini sudah banyak pesanan untuk produk aksesori rumah dari para pejabat pemerintahan seperti dari Walikota Jakarta Selatan, Walikota Jakarta Utara, maupun dari Gubernur Jakarta Basuki Tjahja Purnama alias Ahok.
Madya bilang, dia tak pernah belajar atau mengikuti pelatihan untuk mengolah produk kerajinan ini. Semuanya dilakukan dengan bereksperimen sendiri.
Bahan baku karung goni dia peroleh dari pemasok di Jawa Timur. Sebelum digunakan, karung goni harus dibersihkan terlebih dulu dan direndam selama satu hari agar kain yang kasar bisa rontok.
Pada pagi hari, karung goni direbus dengan api kecil selama satu jam untuk menghilangkan bakteri dan kain menjadi lembut. Selanjutnya, cuci karung dengan menggunakan pewangi dan pelembut kemudian dijemur hingga kering. Setelah itu karung di sikat dan di potong menjadi beberapa bagian agar dapat diolah menjadi kerajinan.
Madya menuturkan, selama ini karung goni dianggap kurang bernilai di mata masyarakat. Kain ini biasa digunakan untuk karung buah, karung beras, bahkan menjadi alas kaki. Oleh sebab itu, dia berinisiatif membuat karya seni dari limbah ini.
"Saya ingin mengangkat kain goni menjadi suatu produk yang unik. Kain goni ini tidak banyak menjadi perhatian," ungkapnya.
Menurutnya, mendidik anak-anak berkebutuhan khusus ini tidak sesulit seperti yang diperkirakan sebelumnya. Langkah-langkah dan cara pembuatan harus dijelaskan secara detil agar mereka mengerti. "Setiap langkah harus jelas. Barang-barangnya harus dibuka satu per satu agar mereka tahu cara pembuatannya," ungkapnya. Kini, Madya malah lebih fokus menjalankan usaha ini ketimbang membuka praktik dokter gigi.
Dok : viva.co.id - Madya beserta karyawan tuna rungu |
Sebenarnya, lulusan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga ini menuturkan, tidak ada kendala yang berarti dari bisnisnya tersebut. Kalau komunikasi dengan tujuh karyawannya, dia menggunakan bahasa isyarat tangan.
Namun, kalau dari bisnis, Madya mengungkapkan, masih membutuhkan fasilitas dalam memasarkan produknya. "Kami masih membutuhkan fasilitas. Kalau ada yang mau meminjamkan galeri, saya mau. Saya belum punya galeri. Show room ada di rumah," kata dia.
Pemilik usaha CV Regi's Indonesia ini telah menembus pasar luar negeri. Akhir-akhir ini, produknya pernah dipromosikan ke China dan Dubai oleh Dinas Perdagangan DKI Jakarta.
Wanita ini juga menerima pesanan kerajinan tangan, baik untuk pribadi maupun suvenir. Jika berminat, pembaca bisa berkunjung ke show room-nya yang berada di Tanjung Barat Selatan Kav. 16 A No. 12 A, Tanjung Barat, Jakarta Selatan, atau bisa mengontaknya di andangp6@gmail.com.
"Kalau bros, minimal pesan 300 item. Tas mukena minimal dua kodi. Ya, tetapi, sebenarnya tergantung item sih, asalkan ongkos kirim ditanggung pembeli," kata dia. (art)
Berikut video dokumentasi tentang Regis Craft
Sumber :
seputarukm,com
viva.co.id
kontan.co.id
Regis Craft
No comments:
Post a Comment