Hari Down Sindrom Sedunia adalah hari kepedulian global yang diperingati setiap tahun pada tanggal 21 Maret berdasarkan Keputusan Majelis umum PBB A / RES / 66/149. Melalui resolusi ini PBB mengajak semua negara anggota, organisasi PBB terkait dan organisasi internasional lainnya, serta masyarakat sipil, termasuk organisasi non-pemerintah dan sektor swasta, untuk memperingati Hari Down Sindrom Sedunia (World Down Syndrome Day) dengan cara yang tepat, untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap down sindrom.
Di peringatan ini, orang dengan sindrom down dan setiap orang yang hidup dan bekerja dengan mereka di seluruh dunia mengatur dan berpartisipasi dalam berbagai kegiatan dan event untuk meningkatkan kepedulian umum dan menciptakan sebuah kesepakatan global untuk hak dan inklusi bagi orang dengan sindrom down. Banyak event mengenai Hari Sindrom Down Sedia tercatat di situs web World Down Syndrome Days.
Dalam peringatan tersebut, ada banyak event yang diselenggarakan di berbagai belahan dunia untuk menyampaikan sebuah aspirasi penyandang down sindrom guna meningkatkan kepedulian masyarakat yang kini kurang peduli terhadap para disabilitas khususnya down sindrom.
Tidak hanya event saja, tetapi juga ada pernak-pernik, video action, dan berbagai aktivitas lainnya agar menarik perhatian pengunjung event.
Sejarah Hari Down Sindrom Sedunia
Tanggal 21 Maret dipilih sebagai Hari Down Sindrom Sedunia. karena hari ke-21 dari bulan ke-3 dipilih untuk menandakan keunikan yaitu melipattigakan (trisomi) dari kromosom 21 yang menyebabkan Down Sindrom.
Sejarah dimulai ketika pada tahun 1990 didirikan AFRT, Asosiasi Perancis untuk Penelitian trisomi 21 untuk mendukung penelitian dan menginformasikan tentang kemajuan medis dan ilmiah di bidang Down sindrom (trisomi 21).
Pada tahun 2005, di Perancis AFRT memutuskan untuk memilih tanggal 21 Maret sebagai tanggal simbolis untuk Hari trisomi 21. Pertemuan pertama diselenggarakan oleh AFRT di Paris pada tanggal 21 Maret 2005 bertemakan “dari pasien untuk penelitian untuk lebih memahami bantuan yang lebih baik”. Sementara itu pada bulan Juni tahun yang sama, Dr. Juan Pereira menyelenggarakan pertemuan internasional di Palma Majorca atas nama EDSA ( Eropa Down Syndrome Association ), dan AFRT mengusulkan mereka untuk memilih tanggal 21 Maret sebagai tanggal simbolis untuk Hari internasional Trisomi 21. Kemudian 21 Maret diadopsi sebagai tanggal simbolik oleh kedua EDSA dan Down Syndrome Internasional (DSI).
Selanjutnya pada tanggal 21 Maret 2006, profesor Stylianos E. Antonarakis, dari University of Geneva Medical School dalam pertemuan kedua AFRT di Paris dengan tema “Cara pendekatan pasien untuk menyembuhkan defisiensi mental” menyarankan ART21, asosiasi orang tua dari daerah Swiss Allemanic untuk turut memperingati hari down sindrom dan mengatur manifestasi pada 21 Maret di Jenewa. Sehingga pada tanggal 21 Maret 2006, AFRT menetapkan bahwa pertemuan tahunan akan diselenggarakan setiap tanggal 21 Maret.
Kemudian pada tanggal 20 Desember 2007, WHO menetapkan 21 Maret sebagai Hari Down Sindrom Sedunia. Begitupun dengan Majelis Umum PBB yang turut memutuskan hal ini melalui resolusi A / RES / 66/149 yang diputuskan pada tanggal 19 Desember 2011.
Resolusi ini memuat:
- Menetapkan 21 Maret sebagai Hari Down Sindrom Sedunia, untuk diperingati setiap tahun yang dimulai pada tahun 2012.
- Mengundang semua Negara Anggota, organisasi terkait dari sistem PBB dan organisasi internasional lainnya, serta masyarakat sipil, termasuk organisasi non-pemerintah dan sektor swasta, untuk memperingati Hari Down Sindrom Sedunia dengan cara yang tepat, untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap down sindrom.
Sejak saat itulah pada tanggal simbolik 21 Maret setiap tahun Individu dan organisasi yang berkaitan dengan down sindrom menyelenggarakan demonstrasi, pertemuan ilmiah, pertemuan sosial dan / atau pertemuan medis, pertukaran pengetahuan mereka serta permintaan mereka di tingkat nasional, Eropa dan internasional.
Acara Memperingati Hari Down Sindrom Sedunia di Indonesia
Di Indonesia sendiri, dilakukan juga Peringatan HSDD (Hari Sindroma Down Sedunia) yg jatuh pada 21 Maret. Seperti misalnya Seminar Health Talk and Sharing bertemakan "Buah Noni untuk Pasien Down Syndrome, Masih Ada Harapankah?" pada Sabtu, 7 Maret 2015 di Kawasan Mega Kuningan Jakarta Selatan yang diselenggarakan oleh MORINDA Care dan Potads (Persatuan Orang Tua Anak dengan Down Syndrome).
Selain itu juga event bertajuk “My Friends My Community Art & Performance” pada 20 Maret 2016 di Blok M Plaza, Jakarta yang diselenggarakan oleh Kelompok Orangtua Pendukung Down Syndrome (Down Syndrome Parent Support Group). Pada acara yang dibuka oleh Walikota Jakarta Selatan dan diselenggarakan di banyak kota di Indonesia (Bandung, Surabaya, Medan, Padang, Balikpapan) ini, banyak anak-anak dengan sindrom Down akan menampilkan keterampilan mereka, seperti menari, kelompok perkusi, band; kolaborasi dengan artis dan musisi Indonesia.
Dengan peringatan tersebut, marilah kita tingkatkan kesadaran terhadap para penyandang down sindrom karena mereka butuh kepedulian akan kehadirannya di lingkungan sekitar. Bukan mengucilkan, sebab mereka jugalah manusia yang butuh perhatian untuk tetap berkarya.
Sumber :
- wikipedia.org
- wikipedia.org
- berbagai sumber
No comments:
Post a Comment