30 July 2018

Ojek Difabel Pertama Di Dunia Ada di Yogyakarta Indonesia

ojek difabel pertama di yogyakarta indonesia
Foto : liputan 6/Yanuar H.
Perkembangan zaman teknologi yang berkembang pesat terutama dibidang transportasi. Banyaknya jasa transportasi online macam gojek, grab, dan lain sebagainya sehingga memudahkan aktivitas di berbagai tempat.

Sayangnya, dari sejumlah jasa transportasi online ini masih enggan untuk menerima penumpang difabel dengan ragam disabilitas. Hal inilah justru dimanfaatkan oleh Triyono untuk membangun sebuah usaha rintisan transportasi online khusus para difabel sehingga mereka mendapatkan layanan yang setara dengan jasa normal.


Kalangan difabel terbukti masih bisa berkreasi dan berprestasi. Di Yogyakarta misalnya, para difabel berkarya meluncurkan jasa transportasi dengan nama Difa City Tour and Transport. Mereka menunjukkan bahwa difabel memiliki kemampuan layaknya orang normal. Bahkan kini Difa mulai dikenal karena menjadi satu-satunya ojek online difabel di dunia.

"Difa awalnya hanya program untuk memberikan sesuatu kepada manusia. Awalnya mikirnya alat yang bisa membuat mobilitas yang bagus adalah motor. Saya coba buat proposal ke perusahaan ayo nyumbang motor," kata Triyono seperti yang dilansir dari situs liputan 6.

Dia kemudian mendapatkan sumbangan motor dan lainnya. Namun, motor yang diperolehnya tidak langsung bisa digunakan. Warga Wirobrajan ini berusaha menggandeng jasa transportasi online yang sudah ada.

Namun penyedia jasa online ini kesulitan dan menolak untuk menerima idenya, yaitu pengemudi dan penumpangnya difabel. Dia lalu berusaha membuat sistem penyedia jasa antar online sendiri.

Dia lalu mengambil motor yang sudah didistribusikan ke rekan difabelnya dan mengutak-atik motor sesuai dengan kebutuhan mereka. Namun, tidak semua kalangan masyarakat mau menerima idenya karena takut jika saat saat kaum difabel membawa pelanggan akan menabrak atau kecelakaan.

Sampai akhirnya Triono berani meluncurkan Difa setelah kemampuan para difabel ojek ini dapat berjalan sesuai dengan standar.

"Dari beberapa motor yang sudah didistribusikan saya ambil lagi. Tak desain boksnya ulang, lalu muncul vario lalu dicoba lagi. Juli - Desember 2015 cuma sosialisasi maksa orang nyoba kita. Jadi banyak yang pada takut nanti pada jatuh, nabrak piye (bagaimana)," kata Triono.

Triyono kemudian mencoba inovasi yaitu penumpang difabel yang mengendarai ojek difabel ini tidak dikenakan biaya.

"Uangnya buat uang saku Rp 400-500 ribu jadi selama bulan Juli sampai Desember itu subsidi waktu itu cuma tiga motor," ujar dia.

Untuk membuat boks penumpang dibutuhkan dana sekitar Rp 3,5 juta - Rp 4 juta. Boks penumpang itu sudah disesuaikan dengan keselamatan penumpang. Ia pun rela merogoh kocek demi kaum difabel itu bisa mencari rezeki.

"Setnya Rp 3,5 juta sampai Rp 4 juta. Diukur panjang, lebar, berat disesuaikan. Kalau motornya ya masing masing. ya lamanya karena susah diotak-atiknya set. Ini standarnya ada yang habis Rp 16 juta, ada Rp 7 juta," ujar dia.

Proses panjang itu akhirnya menuai hasil. Para difabel ini mulai mahir menggunakan motor untuk ojek difabel. Para pelanggan mulai setia menjadi konsumen jasanya. Secara resmi, Difa diluncurkan pada 1 Desember 2015 .

"Seiring berjalannya waktu, Oktober, November, Desember sudah banyak yang jadi member, order. Desember berani kita launching pada Hari Difabel Internasional 1 Desember 2015," kata dia.

Triyono mengatakan, saat ini setiap harinya puluhan orang menggunakan jasanya. Setiap pelanggan dikenakan biaya Rp 20 ribu per 5 km. Selanjutnya per kilo nya akan dikenakan biaya Rp 2.500. Hingga kini, sudah ada 15 driver yang bekerja dengannya.

"Nanti, kalo disuruh nunggu. Kalo nunggu sampai sejam ya biaya menunggunya Rp 10 ribu gitu. Kalo city tour 100 ribu. Ada juga custom tujuannya yang menentukan pelanggan. Empat jam Rp 100 ribu dia yang nentuin," kata dia.

Dia mengatakan, para difabel yang tergabung dalam Difa disebut sebagai satu satunya ojek difabel yang secara menyeluruh melibatkan warga difabel. Pelaku penyedia jasa dan pengguna jasa dari kalangan difabel belum ditemukan di belahan dunia manapun.

Triono mengatakan Difa dapat diakses di berbagai media sosial yang ada. "Hotline 082328016326 itu WA juga ada medsos FB, Twitter, Path tinggal pilih. Terus dimasukkan ke grup nanti kalo ada yang mau ambil yang terdekat siapa nanti tinggal diambil. Maksimum kan 10 menit harus bisa dijemput," kata Triyono.


Kontak informasi yang bisa dihubungi untuk mendapatkan informasi lebih lanjut:
Difa Harjowinatan No 6 Puro Pakualaman, Yogyakarta
Hotline :
082 328 016 326
0878 3949 6564
0856 288 66 11

well, inilah hasil dari perjuangan para difabel untuk mendapatkan layanan yang sama dengan orang normal. Perjuangan tersebut berat dan butuh waktu yang lama. Kita mestinya mengapresiasi ide dan layanan tersebut.

Dengan menggunakan jasa tersebut anda telah mengapresiasi mereka.


Sumber : 
Liputan 6
Difa Bike - City Tour & Transportation

No comments:

Post a Comment