23 October 2017

Definisi Dalam Disabilitas Bagian 2

Setelah membahasa mengenai definisi disabilitas bagian satu, masih ada lagi lanjutannya yaitu bagian kedua dan terakhir.
Setidaknya pembahasan ini dapat meningkatkan pemahaman mengenai definisi disabilitas dan kesadaran akan mereka
Kesadaran akan pengetahuan terhadap disabilitas masih rendah dan dianggap sepele karena ketiadaan informasi yang berguna tentang disabilitas sehingga mereka belum memahaminya dengan baik.
Mari kita simak artikel ini.


Tuna Grahita
image : board.4chan.org
Apakah peristilahan lain tuna grahita?
Tuna berarti merugi dan grahita berarti pikiran. Dengan kata lain keadaan keterbelakangan mental, keadaan ini dikenal juga retardasi mental (mental retardation). Anak tuna grahita memiliki IQ di bawah rata-rata anak normal pada umumnya, sehingga menyebabkan fungsi kecerdasan dan intelektual mereka terganggu yang menyebabkan permasalahan-permasalahan lainnya yang muncul pada masa perkembangannya.

Istilah lain dari tuna grahita yakni:

  1. Lemah pikiran (feeble minded).
  2. Terbelakang mental(mentally retarded).
  3. Bodoh atau dungu (idiot).
  4. Pandir (imbecile).
  5. Tolol (moron).
  6. Oligofrenia (oligophrenia).
  7. Mampu Didik (Educable).
  8. Mampu Latih (Trainable).
  9. Ketergatungan penuh (totally dependant).
  10. Mental Subnormal.
  11. Defisik mental.
  12. Defisik kognitif.
  13. Cacat Mental.
  14. Defisiensi Mental.
  15. Gangguan Intelektual.

Apakah Tuna grahita itu?
Pengertian tunagrahita sebagai:

  1. Kelainan yang meliputi fungsi inelektual umum di bawah rata-rata (Sub-average).yaitu IQ 84 ke bawah sesuai tes.
  2. Kelainan yang muncul sebelum usia 16 tahun.
  3. Kelainan yang menunjukkan hambatan dalam perilaku adaptif.

Pengertian tuna grahita yang lain sebagai berikut:

  1. Fungsi intelektualnya yg lamban yaitu IQ 70 ke bawah berdasarkan tes inteligensi buku.
  2. Kekurangan dalam perilaku adaptif.
  3. Terjadi pada masa perkembangan, yaitu antara masa konsepsi hingga usia 18 tahun.

Apakah Anak Tuna grahita mempunyai klasifikasi?

Penggolongan tuna grahita untuk keperluan pembelajaran sebagai berikut:

  1. Educable (yang dapat dididik)
    Anak pada kelompok ini masih mempunyi kemampuan Dalam akademik setara dengan anak regular pada kelas 5 Sekolah dasar.
  2. Trainable (yang dapat dilatih)
    Mempunyi kemampuan dalam mengurus diri sendiri . pertahanan diri,dan penyesuaian sosial sangat terbatas kemampuannya untuk mendapat pendidikan secara akademik.
  3. Icustodia (yang dapat diurus sendiri)
    Dengan pemberian latihan yang terus menerus dan Khusus. Dapat melatih anak tentang dasar-dasar cara menolong diri sendiri dan kemampuan yang bersifat komunikatif.

Penggolong tuna grahita untuk keperluan pembelajaran sebagai berikut:

  1. Taraf per batas (borderline) dalam pendidikan disebut sebagai lamban belajar (slow learner) dengan lQ 70-85.
  2. Tuna grahita mampu didik (educable mentally retarded ) dengan IQ 50-75 atau IQ 55-75
  3. Tuna grahita mampu latih (trainable mentally retarded ) dengan IQ 30-50 atau IQ 35-55.
  4. Tuna grahita butuh rawat (dependent or protoundly mentally retarded ) dengan lQ 25-30 ke bawah

Penggolongan tuna grahita secara medis biologis sbb:

  1. Tuna grahita taraf perbatasan (lQ 68-85).
  2. Tuna grahita ringan (lQ 36-51).
  3. Tuna grahita sedang (lQ 36-51)
  4. Tuna grahita sangat berat (lQ 20 ke bawah )
  5. Tuna grahita tak tergolongkan.

Penggolongan anak Tunagrahita secara sosial-psikologis
Berdasarkan kriteria psikometrik yaitu:

  1. Tuna grahita ringan (mild mental retardation ) dengan lQ 55-69.
  2. Tuna grahita sedang (moderate mental retardation) dengan.lQ 40- 54
  3. Tuna grahita berat (severse mental retardation) dengan lQ 20-39.
  4. Tuna grahita sangat berat (profound mental retardation) dengan lQ 20 kebawah.

Penggolongan anak Tunagrahita secara sosial-psikologis menurut kriteria perilaku adaptif tidak berdasarkan taraf inteligensi, tetapi berdasarkan kematangan sosial, yaitu :

  1. Ringan
  2. Sedang
  3. Berat dan
  4. Sangat Berat

Sedangkan secara klinis, tuna grahita dapat digolongkan atas dasar tipe atau ciri-ciri jasmania secara berikut :

  1. Sindroma Down/Mongoloid/Down Syndrome
  2. Hydrocephalus yaitu ukuran kepala besar dan berisi cairan
  3. Microcephalus yaitu ukuran kepala terlalu kecil dan Makrocephalus yaitu ukuran kepala terlalu besar.

Apakah Penyebab Tuna grahita?
Tuna grahita dapat disebabkan oleh beberapa factor :

  1. Generik, yaitu kerusakan/kelainan biokimiawi, abnormalitas kromosomal.
  2. Sebelum Lahir ( pre-natal )
    a. Infeksi Rubella (cacar)
    b. Faktor Rehesusu (Rh)
  3. Saat Kelahiran ( post-natal ) yang disebabkan oleh kejadian yang terjadi saat kelahiran
  4. Setelah kelahiran ( pasca-natal ) akibat infeksi misalnya : mengintis (peradangan pada selaput otak) dan problem nutrisi, karena kekurangan gizi atau protein.
  5. Faktor sosio-kultural atau sosial budaya lingkungan.
  6. Gangguan metabolisme/nutrisi
    a. Phenylketonuria
    b. Gargoylisme
    c. Cretinisme

Penyebab tuna grahita secara umum, sebagai berikut :

  1. Infeksi dan/atau intoxikasi
  2. Rudapaksa dan/atau sebab fisik lain
  3. Gangguan metabolisme, pertumbuhan gizi atau nutrisi
  4. Penyakit otak yang nyata (kondisi setelah lahir/post natal)
  5. Akibat penyakit atau pengaruh sebelum lahir (pre-natal) yang tidak diketahui.
  6. Akibat kelainan kromosomal.
  7. Gangguan saat kehamilan (gestational disorders)
  8. Gangguan pasca psikiatrik/gangguan jiwa berat (post-psychiatrik disorders)
  9. Pengaruh lingkungan
  10. Kondisi-kondisi lain yang tak tergolongkan.

Bagaimana usaha pencegahannya ?

  1. Diagnostik prenatal
  2. Imunisasi
  3. Tes darah
  4. Pemeliharaan kesehatan
  5. Sanitasi lingkungan
  6. Penyuluhan genetik
  7. Tindakan operasi
  8. Program keluarga berencana
  9. Intervensi dini

Bagaimana karakteristik anak tuna grahita ?
1. Lamban dalam mempelajari hal-hal yang baru
2. Kesulitan dalam mengeneralisasi dan mempelajari hal-hal yang baru.
3. kemampuan bicaranya sangat kurang bagi anak tuna grahita berat.
4. Cacat fisik dan perkembangan gerak.
5. Kurang dalam kemampuan menolong diri sendiri.
6. Tingkah laku dan interaksi yang tidak lazim.
7. Tingkah laku kurang wajar dan terus menerus.

Tuna Daksa
Tuna berarti cacat, daksa berarti tubuh. Istilah lain dari tuna daksa sebagai berikut:


1. Cacat Fisik
2. Cacat Orthopedi
3. Crippled
4. Physically handicapped
5. Physically disabled


Apakah Tuna daksa itu ?
Pengertian tunadaksa adalah sebagai berikut :

  1. kelainan yang meliputi cacat tubuh atau kerusakan tubuh
  2. kelainan atau kerusakan pada fisik dan kesehatan.
  3. Kelainan atau kerusakan yang disebabkan oleh kerusakan otak dan saraf tulang belakang

Klasifikasi anak tuna daksa terdiri dari:
kelainan pada sistem serebral (Cerebral System Disorders). Penggolongan Anak tuna daksa ini ke dalam sistem selebral yang didasarkan pada letak penyebab kelahiran yang terletak pada sistem saraf pusat. Celebral palsy digolongkan menjadi :

  1. Derajat kecacatan
  2. Topografi
  3. Sosiolongi kelainan Gerak.

Penggolongan celebral palsy menurut derajat kecacatan meliputi :

  1. Golongan ringan adalah mereka yang dapat berjalan tanpa menggunakan alat berbicara tegas dan dapat menolong dirinya sendiri
  2. Golongan sedang ialah mereka yang membutuhkan treatment atau latihan untuk bicara, berjalan dan mengurus dirinya sendiri.
  3. Golongan Berat, Golongan ini selalu membutuhkan perawatan dalam ambulasi, bicara dan menolong diri sendiri.

Penggologan celebral palsy menurut Topografi:

  1. Monoplegia, adalah kecacatan satu anggota gerak, misalnya kaki kanan.
  2. Hemiplegia, adalah lumpuh anggota gerak atas, dan bawah, misalnya Tangan kanan dan kaki kanan.
  3. Paraplegi, lumpuh pada kedua tungkai kakinya.
  4. Diplegi, lumpuh kedua tangan kanan dan kiri atau kaki kanan dan kiri.
  5. Quadriplegi, adalah kelumpuhan seluruhan anggota geraknya.

Penggolongan menurut fisiologi (motorik), meliputi :

  • Spastik
  • Atetoid
  • Ataxia
  • Tremor
  • Rigid
  • Tipe campuran

Apakah penyebab tuna daksa?
Penyebab tuna daksa dilihat saat terjadinya kerusakan otak dapat terjadi pada:

  1. Sebab sebab sebelum lahir antara lain : terjadi infeksi penyakit, kelainan kandungan, kandungan radiasi, saat mengandung mengalami trauma (kecelakaan).
  2. Sebab sebab pada saat kelahiran, antara lain : proses kelahiran terlalu lama, proses kelahiran yang mengalami kesulitan pemakaian anestasi yang melebihi ketentuan.
  3. Sebab sebab setelah proses kelahiran, antara lain : kecelakaan, infeksi penyakit, dan ataxia.

Karakteristik anak tuna daksa
Anak tunadaksa akan mengalami gangguan psikologis yang cenderung merasa malu, rendah diri dan sensitif serta memisahkan diri dari lingkungannya. Di samping karakteristik tersebut terdapat problem anak tuna daksa antara lain, gangguan taktil

Tuna Laras

Individu yang mengalami hambatan dalam mengendalikan emosi dan kontrol sosial. Tunalaras biasanya menunjukkan perilaku menyimpang yang tidak sesuai dengan norma dan aturan yang berlaku di sekitarnya. Tunalaras dapat disebabkan karena faktor internal dan faktor eksternal yaitu pengaruh dari lingkungan sekitar.

Bagaimana cara mengenali anak tuna laras?
1. Melakukan psikotest
Test untuk mengetahui kematangan sosial dan gangguan emosi.
2. Melakukan sosiometri
Test yang di gunakan untuk mengetahui suka atau tidaknya terhadap seseorang.
3. Konsultasi ke biro konsultasi psikolog
Dengan konsultasi seseorang yang mengalami gangguan emosi sosial atau tidak bisa diketahui.
4. Konsultasi ke psikiatri Anak
Dengan berkonsultasi dengan psikiater diharapkan dapat menetapkan seorang mengalami kelainan atau tidak sehingga dapat diberikan program rehabilitasi dan terapi bagi mereka yang mengalami ganguan perilaku.
5. Membandingkan dengan tingkah laku anak umumnya.

Apakah faktor penyebab tuna laras?
Anak Tunalaras disebabkan oleh aneka faktor antara lain:

  1. Kondisi keluarga yang tidak harmonis (broken home).
  2. Kurangnya kasih sayang orang tua karena kehadirannya tidak diharapkan.
  3. Kemampuan sosial dan ekonomi rendah.
  4. Adanya konflik budaya yaitu adanya perbedaan pandangan hidup antara keadaan sekolah dan kebiasaan keluarga.
  5. Kecerdasan rendah atau kurang dapat mengikuti tuntutan sekolah.
  6. Adanya pengaruh negatif dari geng-geng atau kelompok.
  7. Adanya ganguan atau kerusakan pada otak (brain damage)
  8. Memiliki ganguan kejiwaan bawaan.

Bagaimana perilaku anak tuna laras?
1. Adanya ganguan emosi dan gangguan sosial, yang ditandai dengan ciri-ciri sebagai berikut :

  • Tidak mau bergaul dan menyendiri.
  • Melarikan diri dari tanggung jawab.
  • Berdusta, menipu, mencuri, menyakiti orang lain atau sebaliknya, ingin di puji, tak pernah menyulitkan orang lain, penakut dan kurang pencaya diri.
  • Tidak mempunyai insiatif dan tertanggung jawab, kurangnya keberanian dan sangat tergantung pada orang lain.
  • Agresif terhadap diri sendiri, curiga, acuh tak acuh, banyak mengkhayal.
  • Memperlihatkan perbuatan gugup, misalnya: mengigit kuku, komat kamit, dan sebagainya.

2. Rasa rendah diri yang berlebihan ditandai dengan ciri-ciri sebagai berikut:

  • Terlalu mempersoalkan diri sendiri, sering minta maaf, takut tampil di muka umum, dan takut bicara.
  • Mengeluh dengan nada nasib malang dan segan melakukan hal-hal baru atau yang dapat mengungkap kekurangan.
  • Selalu ingin sempurna, tidak puas dengan apa yang diperbuat.
  • Bersikap introvert (lebih banyak mengarahkan perhatian pada diri sendiri/bersikap sangat tertutup).

3. Merendahkan harga diri harga diri, ditandai ciri- ciri sebagai berikut :

  • Bernada murung, cepat merasa tersinggung, merasa tidak enak badan, sakit buatan.
  • Berpura-pura lebih dari orang lain
  • Menonjolkan diri, bicara lantang, dan merendahkan orang lain.
  • Membuat kompensasi.
  • Melakukan perbuatan jahat.
Demikian pembahasan mengenai definisi disabilitas bagian kedua.

Baca : Definisi disabilitas bagian 1

Disaring dari berbagai sumber.

No comments:

Post a Comment